Artimimpi menggendong Anak Kucing ini diartikan sebagai menerangkan baik. Beruntunglah kau yang mengalami mimpi ini lantaran berarti kau akan mampu menyelesaikan kasus yang selama ini mengganggumu, baik perkara dengan keluarga, bisnis, maupun masalah dengan sang kekasih. Anak Kucing diidentikkan dengan pelayan juga pencuri.
Blogkucing yang memang sengaja aku buat untuk menceritakan segala kelucuan 2 kucingku yang bernama Oneng dan Chiko yang kini mereka sudah tidak disisiku lagi. Aku berusaha tidak ingin memelihara kucing lagi agar aku nggak kepikiran, kalo hilang atau mati pas nangis, baper, bawaannya mager didalam kamar teringat kenangan indah bersama si kucing.
Dongenganak indonesia kali ini bermula dair sebuah kerajaan di negeri antah berantah. Dahulu kala ada seorang raja yang bernama raja Diandras, Raja ini sangat arif dan bijaksana dalam memimpin kerajaannya. Sampai suatu saat raja mengalami sakit yang parah, berpuluh-puluh tabib dari negeri seberang didatangkan dari negeri seberang untuk mengobati penyakit sang raja, namun tidak satupun yang
Topiyang gemar bertualang. Suatu hari di musim gugur, angin bertiup kencang. Topi itu ingin pergi bertualang lagi. Seperti biasanya di pagi hari, topi itu diajak jalan-jalan pemiliknya, seorang pemuda yang baik hati. Topi itu bertengger di atas kepala pemuda itu. Baca Juga: Dongeng Anak: Kisah Putri Pandan Wangi.
. Vanda Parengkuan Dongeng Kucing Hitam dan Tikus Tua Seekor kucing hitam merasa lapar. Ia lalu masuk ke sebuah gudang untuk mencari tikus. Ia tahu, di dalam gudang itu, ada beberapa keluarga tikus. “Aku akan makan siang di gudang ini,” kata Kucing Hitam. “Aku akan pura pura mati.” Kucing Hitam lalu berbaring di lantai, dan tidak bergerak-gerak. Beberapa ekor tikus kecil mengintip dan melihat Kucing Hitam. “Lihat! Ada kucing mati di gudang kita!” bisik tikus-tikus kecil. Seekor tikus tua muncul di belakang mereka. Tikus tua memerhatikan Kucing Hitam. Ia lalu tersenyum dan berkata pada tikus-tikus kecil. “Apa kalian tidak tahu, kalau kucing punya sembilan nyawa? Ia bisa hidup lagi...” Tikus Tua lalu memanjat sebuah meja yang tak jauh dari tempat Kucing Hitam tidur. Ia lalu menggigiti sebuah karung tepung besar yang ada di atas rak itu. WRRRR…. Tepung itu tumpah ke tubuh Kucing Hitam. Kini, seluruh tubuhnya belepotan tepung. Kucing Hitam tetap tidak bergerak selama beberapa saat. Namun, tak lama kemudian, ia bersin-bersin tak bisa berhenti. Serbuk tepung rupanya beterbangan dan masuk ke hidungnya. Kucing Hitam tak tahan lagi. Ia lalu berdiri dan pergi dari gudang itu dengan bulu-bulu berwarna putih tepung. Tikus-tikus kecil terbelalak kaget. "Wah, kucing hitam itu hidup lagi!" seru mereka. Tikus Tua hanya tertawa terkekeh. Dok. Majalah Bobo / Fabel Ilustrasi Adit Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Kisah dongeng dalam bentuk fabel biasanya menarik untuk diceritakan untuk adik atau keponakan yang masih kecil. Salah satu contohnya adalah cerita fabel tentang ulat yang sombong di bawah ini. Daripada penasaran, langsung dibaca yuk!Fabel merupakan kisah dongeng yang tokoh-tokohnya berupa hewan yang bisa berbicara. Salah satu contohnya adalah cerita fabel tentang ulat yang sombong yang telah kami siapkan di bawah tentang seekor ulat yang selalu angkuh dan kikir kepada semua teman-temannya. Sehingga ketika kamu membacakannya untuk adik atau buah hati tersayang, kamu bisa sekalian mengajarkan pesan moral yang kamu dapatkan dari tanpa menunggu lama lagi, langsung saja baca cerita fabel ulat yang sombong di artikel ini. Setelah membaca, kamu juga bisa mendapatkan sedikit ulasan seputar unsur intrinsik dan fakta menariknya, lho! Alkisah, di sebuah hutan yang lebat hiduplah dua ekor ulat bernama Fintu dan Tuvi. Fintu merupakan seekor ulat yang ramah, rendah hati, dan baik kepada siapa saja. Sementara Tuvi selalu saja bersifat angkuh dan suka meremehkan hewan lainnya. Suatu hari di pagi yang cerah, seperti biasanya Fintu berjalan-jalan untuk mencari makanan. Di tengah jalan, ia bertemu Tuvi yang terlihat memiliki banyak makanan. “Hei, Tuvi. Kulihat kamu sudah memiliki banyak makanan. Bolehkah aku meminta sedikit?” tanya Fintu dengan sopan. “Hei, Fintu! Enak saja kamu!” bentak Tuvi. “Semua ini tuh makanan yang aku cari sendiri. Kalau kamu mau juga, sana cari sendiri makananmu!” “Baiklah,” ucap Fintu dengan sedih dan lesu sambil berlalu. Beberapa hari kemudian, kabar gembira datang untuk seluruh penghuni hutan. Akan ada sebuah pesta yang mengundang semua binatang. Dengan gesit, Putha sang burung hantu menyebarkan undangan pesta berbentuk daun tersebut. Para hewan yang sudah mendapatkan undangan pun langsung bersorak gembira. “Asyik!” sorak seekor anak kucing bernama Cattya, “Pasti di pesta itu ada banyak makanan yang lezat dan mengenyangkan. Aku bisa makan dengan puas di sana!” “Di sana pasti juga ada banyak biji-bijian!” ucap Chacky si ayam jago menanggapi diikuti dengan candaan. “Jadi kalian para ulat tidak perlu khawatir aku memakan kalian!” Fintu yang mendengar ucapan teman-temannya hanya bisa tersenyum. Kesombongan Tuvi Namun, mendadak Tuvi berujar, “Ah apa ini! Hanya pesta kecil seperti ini saja! Lihat saja, suatu hari nanti aku pasti akan membuat pesta yang jauh lebih mewah!” “Tuvi! Kamu tidak boleh sombong begitu!” seru Fintu mengingatkan teman ulatnya itu. “Biar saja! Mentang-mentang aku kecil dikira nggak bisa membuat pesta besar!” balasnya sambil berlalu. Sayangnya, kedua ulat tersebut pada akhirnya justru tak bisa mendatangi pesta hutan yang meriah tersebut. Mereka sudah berubah menjadi kepompong dan bersiap menjadi kupu-kupu yang indah. Di dalam kepompongnya, Tuvi yakin kalau setelah berubah menjadi kupu-kupu, tentu sayapnya akan menjadi lebih indah daripada Fintu. Di sisi lain, Fintu hanya merasakan kebahagiaan karena sebentar lagi akan bermetamorfosis. Beberapa minggu setelahnya, Tuvi dan Fintu pun keluar dari kepompong. Namun, siapa sangka kalau rupanya sayap Tuvi berwarna hitam saja, sementara Fintu mendapatkan sayap yang indah dan berwarna-warni. Tuvi pun langsung menyadari kalau warna sayapnya yang tidak menarik ini diakibatkan sifat angkuh yang dimilikinya. Pada akhirnya, ia hanya bisa menyesali sikapnya selama menjadi ulat. Baca juga Legenda Putra Mahkota Amat Mude Asal Aceh dan Ulasan Menariknya Unsur Intrinsik Cerita Fabel Ulat yang Sombong Setelah membaca kisah singkat tentang ulat yang sombong, kini kamu bisa mengetahui sedikit ulasan seputar unsur intrinsiknya. Berikut adalah ulasannya 1. Tema Inti cerita dari fabel ulat yang sombong di atas adalah tentang keangkuhan. Sikap tersebut ditunjukkan oleh seekor ulat bernama Tuvi yang selalu merasa dirinya lebih baik daripada hewan-hewan lain yang ada di dalam hutan. Bahkan ia sampai merasa bisa membuat pesta yang lebih meriah di hutan. 2. Tokoh dan Perwatakan Setelah membaca kisahnya, tentu kamu sudah bisa menebak siapa saja tokoh utama dan tokoh tambahan dalam cerita fabel ulat yang sombong di atas. Tokoh utamanya adalah dua ulat kecil bernama Tuvi dan Fintu. Seperti yang disebutkan dalam kisahnya, Tuvi memiliki sifat angkuh dan sering merendahkan hewan lainnya di hutan. Sebaliknya, Fintu adalah ulat yang ramah dan baik hati kepada siapa saja, bahkan pada Tuvi sekalipun. Selain kedua tokoh tersebut, ada beberapa tokoh lain yang turut serta disebutkan dan mewarnai kisahnya. Yakni Phuta sang burung hantu yang mengirimkan undangan kepada seluruh penghuni hutan, Cattya si anak kucing yang tak sabar ingin makan makanan lezat di pesta, dan Chacky si ayam jago yang berharap pesta tersebut menyajikan biji-bijian juga. 3. Latar Latar dari cerita fabel ulat yang sombong ini adalah sebuah hutan yang terdapat di antah berantah. 4. Alur Alur dari cerita fabel ulat yang sombong ini menggunakan alur maju atau progresif. Kisahnya dimulai dari Tuvi, seekor ulat yang selalu sombong kepada semua teman-temannya. Bahkan ketika ada pesta hutan, ia justru merasa kalau ia bisa membuat pesta yang jauh lebih mewah dan meriah. Konflik dari cerita ini terjadi ketika ulat yang sombong itu jadi tidak bisa datang ke pesta karena bertepatan dengan proses bermetamorfosisnya. Apakah hal itu menghilangkan keangkuhannya? Tentu saja tidak. Ia masih yakin kalau sayapnya ketika menjadi kupu-kupu kelak pasti akan terlihat lebih indah daripada milik Fintu. Sayang, rupanya yang terjadi adalah sebaliknya. Sayap kupu-kupu Fintu-lah yang terlihat lebih indah dan berwarna-warni. 5. Pesan Moral Ada sebuah pesan moral yang sebenarnya cukup sederhana, tapi sangat penting untuk dijadikan pegangan hidup dari kisah ini. Pesannya adalah jauhilah sifat angkuh dan kesombongan. Karena pada akhirnya, kedua sifat tersebut tak akan memberikan kebaikan dalam hidupmu. Yang ada, kamu justru bisa terjatuh karena keangkuhanmu. Selain unsur intrinsik, kamu juga bisa melihat unsur ekstrinsik dari kisah fabel di atas. Yakni hal-hal yang berasal dari luar cerita dan semakin melengkapi kisahnya, seperti nilai sosial dan nilai moral. Baca juga Cerita Lucu Abu Nawas Menipu Malaikat di Alam Kubur & Ulasan Menariknya Fakta Menarik tentang Cerita Fabel Ulat yang Sombong Sudah puas membaca ulasan seputar unsur intrinsik cerita fabel ulat yang sombong di atas? Jangan lupa dapatkan juga sedikit fakta menarik seputar ceritanya, yuk! 1. Tentang Metamorfosis & Warna Sayap Kupu-Kupu yang Berbeda Di dalam kisahnya, disebutkan kalau Tuvi dan Fintu tidak bisa mendatangi pesta hutan karena harus bermetamorfosis. Tahukah kamu seperti apakah proses metamorfosis seekor ulat hingga menjadi kupu-kupu yang cantik? Tahap awal metamorfosis akan dimulai dari telur yang diletakkan oleh kupu-kupu di ranting atau daun yang ia sukai. Setelah 3-5 hari, telur-telur tersebut akan menetas dan berubah menjadi larva atau yang kita ketahui sebagai ulat. Ulat tersebut, seperti halnya Tuvi dan Fintu, akan memakan dedaunan yang ada di sekitarnya. Nantinya, ia akan menjadi semakin besar dan mengalami proses pergantian kulit secara alami sebanyak 5-6 kali. Kalau sudah cukup makan, ulat tersebut akan mencari tempat untuk berubah menjadi kepompong atau pupa. Kepompong biasanya dibungkus dengan sebuah lapisan berwarna cokelat yang keras. Selama 7 hingga 20 hari, kepompong itu akan berpuasa, alias tidak makan atau minum. Nantinya pada waktu yang tepat, dari kepompong tersebut akan keluar kupu-kupu yang cantik. Warna dan bentuk sayap dari masing-masing kupu-kupu biasanya berbeda tergantung dari jenisnya. Kalau melihat dari penjelasan ini, mungkin saja Tuvi dan Fintu sebenarnya adalah jenis kupu-kupu yang berbeda, bukan? Baca juga Kisah Telaga Alam Banyu Batuah, Cerita Rakyat dari Kalimantan beserta Ulasannya Cerita Fabel Ulat yang Sombong Sebagai Dongeng Sebelum Tidur Itulah tadi cerita fabel tentang ulat yang sombong. Menarik dan seru sekali kalau dijadikan sebagai dongeng sebelum tidur untuk buah hati atau adik tersayang, kan? Ditambah lagi, kamu juga bisa mengajarkan pesan moral yang bisa kamu dapatkan dari kisahnya. Kalau masih ingin mencari kisah fabel yang nggak kalah menarik dan penuh amanat lainnya, cek saja artikel-artikel di PosKata. Di sini kamu bisa mendapatkan cerita kelinci dan kura-kura, persahabatan tupai dan ikan gabus, juga kisah semut dan merpati. Selamat membaca! PenulisRizki AdindaRizki Adinda, adalah seorang penulis yang lebih banyak menulis kisah fiksi daripada non fiksi. Seorang lulusan Universitas Diponegoro yang banyak menghabiskan waktunya untuk membaca, menonton film, ngebucin Draco Malfoy, atau mendengarkan Mamamoo. Sebelumnya, perempuan yang mengklaim dirinya sebagai seorang Slytherin garis keras ini pernah bekerja sebagai seorang guru Bahasa Inggris untuk anak berusia dua sampai tujuh tahun dan sangat mencintai dunia anak-anak hingga sekarang. EditorNurul ApriliantiMeski memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Pertanian dari Institut Pertanian Bogor, wanita ini tak ragu "nyemplung" di dunia tulis-menulis. Sebelum berkarier sebagai Editor dan Content Writer di Praktis Media, ia pun pernah mengenyam pengalaman di berbagai penjuru dunia maya.
Sedang mencari kisah yang mengandung banyak pesan moral untuk menjadikan buah hati sebagai orang yang baik? Langsung saja simak cerita dongeng tentang Kucing dan Kelinci Buta yang telah kami siapkan di artikel berikut ini!Beberapa kisah fabel memang memiliki pesan moral yang baik dan cocok diajarkan pada buah hati tersayang. Salah satunya adalah cerita dongeng Kucing dan Kelinci biasanya kisah lainnya hanya memiliki satu atau dua pesan moral, dalam cerita dongeng Kucing dan Kelinci Buta ini ada banyak kebaikan yang bisa kamu ajarkan. Dan pada akhirnya, kamu bisa terus mengajarkan banyak kebaikan pada buah penasaran, kan, bagaimana cerita dongeng Kucing dan Kelinci Buta? Langsung saja simak artikel yang telah kami siapkan di artikel berikut ini dan dapatkan juga ulasan seputar unsur intrinsik juga fakta menariknya. Selamat membaca! Pada suatu hari, di tengah hutan terdapat seekor kelinci yang tengah sibuk mengumpulkan daun untuk makan malamnya. Tak lama kemudian, datanglah seekor kucing dengan wajah masam. “Apa yang sedang kau lakukan, Kelinci?” tanya sang Kucing. “Untuk apa kau mengumpulkan daun-daun itu?” Kelinci yang sedang sibuk memetik dan mengumpulkan daun itu pun langsung menghentikan kegiatannya dan menoleh perlahan ke arah Kucing. “Apakah kau sedang berbicara padaku?” tanyanya. “Tentu saja aku sedang bicara padamu. Memangnya siapa lagi yang ada di sini selain kau dan aku?” ujar si Kucing penuh kekesalan. “Ah, benar. Maafkan aku. Karena aku hanya…” “Jadi apa sebenarnya yang akan kau lakukan dengan daun-daun itu?” tanya Kucing lagi untuk kedua kalinya seraya memotong ucapan si Kelinci. Sang Kelinci langsung mengangkat keranjang rotannya yang sudah nyaris terisi penuh dengan daun. Kemudian secara perlahan ia melompat mendekati Kucing. Si Kucing kemudian baru menyadari kalau baju juga tubuh Kelinci itu terlihat lusuh dan kotor dari ujung kaki hingga ke telinganya yang panjang dan lebar. “Sudah sampai di situ saja! Kau tak perlu dekat-dekat denganku. Tubuhmu benar-benar kotor dan bau. Kalau kau dekat-dekat nanti kau akan mengotori baju baruku!” teriak si Kucing. “Baiklah, maafkan aku.” si Kelinci kemudian kembali melompat mundur mengikuti perintah untuk tidak mendekati si Kucing. “Aku hanya ingin menunjukkan isi keranjangku padamu. Ini adalah daun-daun yang akan kugunakan untuk makan malamku dengan pamanku hari ini. Saat ini pamanku sedang sakit. Makanya aku yang harus mencari makan sekaligus merawatnya,” ucapnya menjelaskan. Baca juga Cerita Dongeng Bunga Pohon Apel dan Ulasan Lengkapnya, Kisah Seorang Pangeran yang Menyelamatkan Putri dari Kutukan Penyihir Jahat Menginap di Rumah Si Kelinci Si Kucing kemudian hanya terdiam seraya mengamati hewan bertelinga panjang itu. Baginya, ada sesuatu yang tidak biasa dari si Kelinci. “Hey, sobat, kenapa bola matamu terlihat aneh?” tanyanya penasaran. “Aneh seperti apa? Apakah mataku terlihat menyeramkan?” Kelinci balik bertanya sambil tersenyum. “Bukan menyeramkan. Hanya saja…” “Hei, Kucing, sepertinya kau harus segera pulang. Tak lama lagi matahari akan tenggelam dan malam akan datang. Nantinya hutan ini akan menjadi terlalu gelap untukmu. Bukankah kau tidak menyukai kegelapan?” saran Kelinci memotong pembicaraan si hewan berkaki empat. “Tapi aku tak ingin pulang. Aku ingin tinggal bersamamu meskipun hanya semalam. Aku akan membayarmu dengan banyak wortel dan dedaunan. Asalkan kau mengizinkan aku untuk tinggal bersamamu malam ini,” “Namun, bagaimana kalau nanti kedua orang tuamu mencari-carimu? Bukankah seharusnya kau meminta izin pada mereka terlebih dahulu?” “Kau tidak perlu khawatir. Kedua orang tuaku sudah memberikan izin untukku. Mereka juga sudah berjanji untuk memberikan makanan yang banyak untukmu dan juga pamanmu asalkan kau mengizinkanku tinggal bersamamu malam ini.” Pada akhirnya, Kelinci pun memberikan izin pada Kucing untuk tinggal di rumahnya malam itu. Ketika matahari mulai terbenam dan sore tiba, mereka berdua berjalan menuju ke kediaman Kelinci yang ada di tengah hutan. Betapa terkejutnya si Kucing ketika sampai di depan rumah Kelinci. Karena rupanya, rumah itu berukuran sangat kecil dan tak memiliki lampu-lampu indah seperti yang dimiliki Kucing di rumahnya. Alih-alih, di rumah Kelinci hanya ada beberapa lampu minyak yang menggantung di dinding rumah pohon. Yang lebih mengherankan lagi, di dalam rumahnya terdapat beberapa kursi kayu yang di bagian ujungnya tampak ditumbuhi jamur. Baca juga Kisah Dongeng Putri Anastasia dan Ulasan Menariknya, Petualangan Seorang Putri Kerajaan yang Hilang Ingatan dalam Mencari Keluarganya yang Tersisa Pemandangan Terindah Sepanjang Masa “Maafkan aku, sobat, karena aku tidak memiliki ikan ataupun daging yang bisa kau makan. Aku hanya memiliki beberapa wortel dan sayuran,” ujar Kelinci setelah masuk ke rumahnya. “Tidak masalah buatku. Sekarang aku tidak lapar,” jawab si Kucing pelan. Sebenarnya, ia sedang berbohong. Saat ini si Kucing sangat kelaparan. Namun, ketika melihat kondisi rumah Kelinci dan pamannya yang sedang terbaring sakit itu, ia merasa tak tega untuk meminta makanan macam-macam pada teman barunya itu. “Sobat, setelah ini aku harus merawat pamanku sebentar. Kalau kau merasa bosan, tak ada salahnya kau pergi keluar dan melihat bintang-bintang yang sangat indah di atas langit,” ujar Kelinci menawarkan. Si Kucing pun kemudian memutuskan untuk mengikuti saran Kelinci. Sementara sang tuan rumah pergi masuk ke dalam kamar untuk mengurus pamannya dan menyiapkan makan malam, si Kucing pergi keluar dan duduk di depan rumah pohon itu. Sekali lagi ia merasa terkejut, tapi disebabkan oleh taburan bintang yang terlihat begitu indah di atas langit. Sebelumnya, ia sama sekali tak pernah melihat langit yang dipenuhi dengan cahaya bintang seperti itu. Karena dari rumahnya, setiap kali ia melihat ke arah langit, cahaya bintangnya akan tersaingi oleh lampu-lampu taman dan rumah yang tampak benderang. Sementara dari rumah si Kelinci, cahaya bintang yang ada di langit terlihat jauh lebih benderang. Bagi si Kucing, tak pernah ada langit malam yang lebih indah dari ini sebelumnya. Karena begitu terpukau, ia sampai lupa akan perutnya yang keroncongan. Baca juga Kisah Dongeng Kucing dalam Sepatu Bot dan Ulasan Menariknya, Cerita Petualangan Seekor Hewan Cerdik yang Membawa Kejayaan dalam Hidup Tuannya Menikmati Pemandangan Malam Berdua Beberapa saat kemudian, si Kelinci terlihat keluar dari rumah dan menghampiri si Kucing yang masih sangat takjub dengan pemandangan langit malam itu. Melihat si Kelinci yang baru saja keluar dari rumah pohon itu, Kucing langsung memanggilnya. “Hey, Kelinci. Kemarilah dan duduklah di sampingku! Mari kita melihat langit malam ini yang terlihat sangat indah!” Si Kelinci pun melompat perlahan ke arah Kucing. Tentu saja ia masih tetap menjaga jarak, karena bagaimanapun juga, ia merasa takut nantinya akan mengotori baju Kucing. Apalagi ketika ia menyadari bahwa hingga malam sekalipun, baju itu masih tercium sangat harum. “Bagaimana kondisi pamanmu?” tanya si Kucing pada teman barunya itu. “Pamanku sekarang sudah tidur. Kamu yakin sama sekali nggak lapar? Kalau mau, kau bisa makan beberapa wortel milikku. Bagaimanapun juga, kau belum makan sejak sore tadi ketika bertemu denganku, kan?” ujar Kelinci penuh kebijaksanaan. “Tenang saja, sobat,” jawab Kucing dengan santainya, “Aku sungguh-sungguh tidak lapar. Sebelum bertemu denganmu di hutan tadi, sebenarnya aku sudah memakan banyak sekali makanan yang lezat. Jadi aku sudah kenyang. Lagipula, tidakkah kau tahu kalau seekor kucing tak akan memakan wortel.” Setelah itu, si Kucing kembali menatap ke arah langit, “Coba lihat ke arah langit, Kelinci. Lihatlah bintang-bintang yang berkilauan dengan indahnya di atas langit itu.” “Iya, aku tahu. Ibuku pernah berkata kalau langit selalu tampak indah dari hutan kami.” “Kata ibumu?” tanya si Kucing keheranan. “Kenapa harus berdasarkan kata ibumu? Bukankah kau bisa melihat keindahannya sendiri menggunakan kedua matamu?” Baca juga Cerita Dongeng Bebek Buruk Rupa dan Ulasan Menariknya, Sebuah Kisah yang Mengajarkan untuk Lebih Mencintai Diri Sendiri dan Tak Pernah Merendahkan Orang Lain Masih Belum Menyadarinya? Si Kelinci hanya tersenyum tipis. “Apakah kau masih belum menyadarinya?” “Menyadari apa, sobat?” “Sebenarnya aku tidak bisa melihat. Oleh karena itu bola mataku terlihat aneh seperti yang kau katakan tadi sore,” jawab si Kelinci. Sekali lagi, si Kucing langsung terkejut. “Namun, kau sama sekali tak terlihat seperti kelinci yang buta. Kau bahkan sama sekali tak pernah menabrak pohon atau dedaunan dalam perjalanan pulang. Begitu pula ketika sedang merawat pamanmu, kau sama sekali tak terlihat seperti buta.” “Begitukah?” si Kelinci hanya bisa tersenyum. “Mungkin karena bagaimanapun juga, ibuku pernah berkata bahwa aku hanya tak bisa melihat dengan mata. Meskipun begitu, aku tidak buta. Aku memang tidak melihat sejak aku masih bayi, tapi ibu dan ayahku selalu mengajarkan dan mengenalkanku pada setiap sudut tempat yang ada di hutan ini. Oleh karena itu, aku bisa menghafalkan lokasi setiap pohon yang tumbuh di hutan ini. Aku juga bisa hafal setiap jengkal tanah yang kupijak.” Si Kelinci kemudian melanjutkan ucapannya, “Kata kedua orang tuaku, seharusnya aku tak perlu merasa takut dengan kekuranganku. Karena Tuhan pasti Maha Adil. Jika ia memberikan kekurangan pada umat-Nya, ia pasti akan memberikan kelebihan juga bersama kekurangan itu. Meskipun aku tak bisa melihat, tapi pendengaran, penciuman, dan juga kemampuan menghafalku sangat bisa aku andalkan.” Masih dengan tersenyum, si Kelinci kembali berkata, “Meskipun hewan lain berkata kalau aku tak bisa melihat menggunakan mataku, tapi bukan berarti aku tak bisa menjadi seperti kelinci lainnya. Memang benar mataku tak bisa melihat dan menangkap cahaya, tapi aku tetap bisa selalu melihat segala sesuatu menggunakan hati yang aku miliki.” Baca juga Dongeng Goldilocks dan Tiga Beruang Beserta Ulasan Lengkapnya, Kisah Seorang Gadis Cilik yang Nakal dan Selalu Bertindak Semaunya Sendiri Cerita Masa Kecil si Kelinci “Lagipula, tidakkah kau tahu, kalau penglihatan yang diberikan oleh mata itu terkadang justru memberikan kekeliruan,” lanjut si Kelinci lagi, “Sementara pandangan yang diberikan oleh hati justru selalu terlihat jelas apa adanya.” Si Kucing yang mendengar semua ucapan itu hanya bisa termenung. “Kalau begitu, di mana ayah dan ibumu sekarang? Sedari tadi aku tidak melihat mereka berdua.” “Ayah dan ibuku kini sudah pergi,” jawab Kelinci seraya menundukkan kepalanya penuh kesedihan. “Mereka berdua pernah tertangkap oleh manusia ketika berusaha melepaskan rusa yang terjerat jebakan. Kata paman, ibu dan ayah merasa tidak tega karena rusa itu sedang hamil dan terlihat kesakitan. Makanya, ayah dan ibu berusaha untuk mengerat jaring jebakan itu. Rusanya memang berhasil lepas, tapi sayangnya ayah dan ibu tertangkap oleh manusia. Begitulah yang selama ini diceritakan oleh paman padaku.” Sekali lagi, si Kucing hanya bisa terdiam mendengarkan cerita Kelinci. Namun, jauh di dalam hatinya ada perasaan getir yang mengalir dan terasa begitu menyakitkan. “Meskipun aku tak bisa melihat bintang menggunakan kedua mataku sendiri, tapi setidaknya aku bisa membayangkannya di dalam pikiranku. Dahulu, ibu dan ayahku sering sekali menceritakan tentang keindahan bintang itu dengan sangat detail. Sehingga aku bisa membayangkannya di dalam pikiran,” ujar si Kelinci. “Begitu juga yang terjadi tadi sore,” lanjutnya bercerita, “Meskipun aku tidak melihat tubuhmu, tapi aku bisa membayangkan seberapa indah baju yang kau kenakan. Apalagi bau badanmu sangat harum. Sehingga aku bisa membayangkan kau pasti terlihat sangat cantik bagaikan seorang putri yang mengenakan pakaian yang sangat indah.” Baca juga Legenda Si Penyumpit dan Putri Malam dari Bangka Belitung Beserta Ulasan Lengkapnya, Kisah Seorang Pemuda yang Mendapatkan Berkah Tak Terduga Karena Kebaikan dan Ketulusan Hatinya Betapa Tak Adilnya Kehidupan Setelah mendengar penjelasan itu dan terdiam cukup lama, si Kucing kemudian mulai membuka suara. “Betapa tak adilnya hidup ini kepadamu, duhai sobat. Pastilah hidupmu sangat menderita selama ini. Apalagi kau buta sejak masih kecil dan sama sekali tak memiliki ayah dan ibu yang bisa melindungimu. Belum lagi, kau harus merawat pamanmu yang sakit-sakitan di rumah yang sangat sempit dan pengap ini.” “Oh, tidak. Aku sama sekali tidak pernah merasa menderita, sobat. Aku justru bersyukur atas hidupku,” ujar si Kelinci, “Dahulu aku memang pernah bertanya pada ibuku, kenapa Tuhan tidak memberiku mata yang bisa melihat dunia. Kemudian ibuku menjawab, bahwa Tuhan memberiku mata yang tidak bisa melihat dunia karena Tuhan menginginkanku melihat dunia lebih indah dari sebelumnya.” Tak berhenti sampai di situ, si Kelinci kembali melanjutkan, “Seperti halnya ketika aku membayangkan indahnya langit, bisa saja langit yang ada di bayanganku justru lebih indah dibandingkan langit malam ini yang sesungguhnya. Bajuku yang kau bilang lusuh dan kotor pun bagiku tak pernah terlihat seperti itu. Karena bagiku, baju ini adalah baju terbaik dan tercantik yang dirajut oleh ibuku sendiri.” Sekali lagi, si Kelinci tersenyum ketika membayangkan ibunya, kemudian kembali berkata, “Setiap kali mengenakan baju ini, aku selalu merasa seperti ibuku sedang memelukku. Rumah yang kau bilang sempit dan pengap ini adalah rumah pohon yang dipenuhi dengan kenangan tentang kedua orang tuaku. Ada banyak sekali cerita dan ilmu pengetahuan yang diajarkan ayahku padaku sehingga aku bisa melihat dunia dengan luas.” Baca juga Cerita Rakyat Pulau Kapal dari Bangka Belitung Beserta Ulasan Lengkapnya, Cerita Tentang Anak Miskin yang Menjadi Saudagar Kaya Tapi Durhaka pada Orang Tuanya Penyesalan si Kucing “Bagiku, rumah pohonku ini terasa luas dan lapang,” lanjutnya lagi, “Aku juga tak merasa keberatan merawat pamanku yang sakit karena ia selalu merawatku dengan penuh kasih sayang sejak aku masih kecil. Aku selalu merasa beruntung diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk membalas kebaikan hatinya.” “Kalau kau mau, kuberitahukan sebuah rahasia untukmu, sobat,” ujar si Kelinci bijaksana, “Segala sesuatu yang ada di dunia ini hanyalah sebuah permainan pikiran saja. Kau pasti akan merasa cukup kalau kau berpikir kau sudah cukup. Kau akan mendapatkan kebahagiaan kalau berpikir kau bahagia. Begitulah yang selalu dikatakan oleh ibuku.” Si Kucing langsung meneteskan air mata ketika mendengar cerita dari Kelinci. Mendadak ia merasa sangat merindukan kedua orang tuanya. Ia yakin kalau kedua orang tuanya itu pasti sangat khawatir mencarinya kesana kemari. Ia langsung merasa malu pada Kelinci yang selalu mensyukuri segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya, meskipun terlihat memiliki banyak kekurangan. Kucing itu pun mulai terisak dan menangis. “Sahabatku, apakah kau sedang menangis?” tanya Kelinci terdengar khawatir. “Sebenarnya aku sangat merindukan ayah dan ibuku, Kelinci. Maafkan aku karena telah berbohon padamu. Sebenarnya, aku telah kabur dari rumah karena ayah tidak membelikan boneka yang aku inginkan. Aku merasa sangat kesal, tapi setelah mendengar ceritamu aku baru menyadari betapa aku tidak bersyukur.” Si Kucing kembali melanjutkan ucapannya dengan menangis tersedu, “Selama ini aku sudah hidup dengan cukup berkecukupan dan bahkan berlebih. Tapi aku selalu meminta ayah dan ibuku untuk memenuhi semua permintaanku. Aku sama sekali tidak merasa cukup dan puas. Kini aku merasa malu denganmu, Kelinci. Kau selalu saja bersyukur dengan kehidupan yang kau miliki. Kupikir mungkin saja aku tak akan sanggup hidup kalau aku menjadi dirimu.” Baca juga Cerita Dongeng Alice in the Wonderland dan Ulasann Menariknya, Petualangan Seorang Gadis Kecil di Negeri Ajaib yang Aneh Persahabatan yang Penuh Manfaat “Kau harus mengingat satu hal, Kucing,” ujar si Kelinci, “Bahwa Tuhan tak akan pernah memberikan cobaan di luar kemampuan makhluk ciptaan-Nya. Kemudian, kamu juga harus mengingat bahwa kita tidak akan selamanya bersama kedua orang tua kita. Selama mereka masih bersama kita, seharusnya kita berusaha membahagiakan mereka. Tuhan pasti akan selalu mencintai ciptaan-Nya yang memperlakukan kedua orang tuanya dengan baik.” Setelah berusaha menenangkan Kucing, si Kelinci kembali melanjutkan, “Besok pagi aku pasti akan mengantarmu kembali ke rumahmu. Karena ayah dan ibumu pasti sangat mengkhawatirkanmu.” Sesuai janjinya, keesokan harinya si Kelinci mengantar Kucing pulang kembali ke rumahnya. Betapa bahagianya ayah dan ibu Kucing ketika melihat anak tunggal mereka kembali. Kemudian, sebelum si Kelinci pulang, keluarga Kucing memberikan banyak sayuran dan buah-buahan kepada Kelinci. Kemudian, Kucing juga menceritakan tentang kehidupan Kelinci dan Pamannya yang hanya tinggal di rumah pohon yang sempit kepada kedua orang tuanya. Kemudian, sang ayah dan ibu sepakat untuk membuatkan rumah yang lebih bagus untuk si Kelinci sekaligus pamannya. Semenjak pertemuan kedua hewan itu, perlahan demi perlahan sikap Kucing berubah menjadi lebih baik. Seperti janjinya pada si Kelinci, Kucing pun mulai menghormati kedua orang tuanya dan juga menghargai teman-temannya. Dan rupanya, setelah belajar menghormati kedua orang tuanya dan lebih banyak bersyukur, kini kehidupan si Kucing mulai lebih banyak dilimpahi kebahagiaan. Baca juga Legenda Tanjung Penyusuk Beserta Ulasan Lengkapnya, Kisah Seorang Putri yang Bertabiat Buruk dan Semena-Mena Kepada Orang Lain Unsur Intrinsik Cerita Dongeng Kucing dan Kelinci Setelah membaca cerita dongeng tentang Kucing dan Kelinci Buta di atas, kini saatnya kamu mengetahui sedikit ulasan tentang unsur intrinsiknya. Mulai dari tema atau inti cerita, tokoh-tokoh dalam dongeng Kucing dan Kelinci Buta serta perwatakannya, latar lokasi, alur jalannya kisah, dan pesan moral yang bisa didapatkan. 1. Tema Inti cerita atau tema dari dongeng Kucing dan Kelinci Buta di atas adalah tentang bersyukur dan selalu berbuat baik kepada kedua orang tua. Sama halnya seperti yang selalu dilakukan Kelinci kemudian ia ajarkan kepada sahabat barunya. 2. Tokoh dan Perwatakan Hanya ada dua tokoh utama yang disebutkan di sepanjang cerita dongeng di atas, yaitu Kucing dan Kelinci. Secara sifat, Kucing digambarkan sebagai anak manja yang melarikan diri dari rumah karena ayahnya tidak membelikan boneka yang ia inginkan. Namun, ia juga mau belajar dan akhirnya berubah menjadi seorang anak yang lebih baik. Sementara si Kelinci adalah hewan yang tak bisa melihat. Meskipun begitu, ia memiliki banyak kebijaksanaan dan selalu bersyukur dengan segala sesuatu yang ia miliki. Dengan kebaikan hatinya, ia berusaha membagikan kebijaksanaan dan syukur itu kepada teman barunya. Hal itu menjadikannya menjadi seorang hewan yang sangat bahagia. 3. Latar Dalam cerita dongeng Kucing dan Kelinci Buta di atas, ada beberapa latar lokasi yang disebutkan. Di antaranya adalah sebuah lahan di tengah hutan tempat si Kelinci mencari daun, kediaman si Kelinci dengan pamannya, halaman rumah tempat Kucing menyaksikan keindahan langit malam yang penuh bintang, dan juga rumah si Kucing. Selain latar lokasi, ada juga latar waktu yang disebutkan di sepanjang kisahnya. Yaitu malam hari ketika kedua tokoh utama sedang mengobrol, dan pagi hari ketika Kucing pulang kembali ke rumahnya dengan diantar si Kelinci. 4. Alur Jika dilihat dari jalannya cerita, kisah dongeng Kucing dan Kelinci di atas memiliki alur maju atau progresif. Cerita dongeng itu dimulai dari pertemuan Kucing dan Kelinci yang sedang mengumpulkan daun untuk makan malamnya. Si Kucing mendadak meminta untuk ikut pulang ke rumah si Kelinci, dan akhirnya mereka pulang bersama-sama. Sesampainya di rumah si Kelinci, si Kucing duduk di luar rumah dan menikmati keindahan langit malam yang penuh dengan bintang. Saat itulah kedua hewan tersebut mulai mengobrol. Untuk pertama kalinya, si Kucing baru menyadari kalau rupanya sahabat barunya itu buta. Meskipun begitu, si Kelinci tetap saja mengajarkan pada teman barunya itu tentang pentingnya bersyukur dan selalu berbuat baik kepada kedua orang tua. Pada akhirnya, si Kelinci pun menyadari dan mengakui kesalahannya. Ia pun kemudian berencana meminta maaf pada kedua orang tuanya. Keesokan harinya, si Kelinci mengantarkan Kucing pulang untuk meminta maaf. Sejak saat itu, mereka pun bersahabat baik dan keluarga Kucing membantu memperbaiki kediaman Kelinci dan menjadikan hidup sahabat barunya itu menjadi lebih baik dari sebelumnya. 5. Pesan Moral Seperti yang sudah kami sebutkan di awal, cerita dongeng Kucing dan Kelinci Buta di atas mengandung banyak pesan moral yang baik. Pesannya bisa kamu jadikan sebagai ajaran untuk buah hatimu tersayang. Pesan pertama yang jelas terlihat adalah mengajarkan tentang pentingnya bersyukur. Bahwa rasa syukur itu sangat penting dalam mendapatkan kebahagiaanmu. Kalau kamu ingin merasa kaya, yang perlu kamu lakukan hanyalah terus merasa cukup dan bersyukur atas segala sesuatu yang kamu miliki. Lalu, jangan pernah mengukur kebahagiaan orang lain hanya dari benda-benda yang ia miliki saja. Karena bisa jadi sebenarnya selama ini ia memiliki cukup kebahagiaan dengan segala rasa syukurnya. Selain itu, kisahnya juga bisa dijadikan pengingat untuk terus berbagi dengan penuh keikhlasan pada orang lain. Karena siapa tahu kebaikan hatimu itu bisa menjadi penyemangat untuk orang lain. Kemudian, ajarkan pada si kecil untuk selalu berbuat baik dan menyayangi kedua orang tuanya. Karena bagaimanapun juga, mereka tak akan selamanya tinggal bersama kita. Lagipula, Tuhan pasti lebih mencintai mereka yang memperlakukan kedua orang tuanya dengan penuh kasih sayang. Selain unsur intrinsik, dalam cerita dongeng Kucing dan Kelinci di atas kamu juga bisa mendapatkan unsur ekstrinsiknya. Yaitu hal-hal dari luar dongengnya yang turut serta mempengaruhi jalannya cerita, seperti nilai sosial, moral, dan juga budaya. Baca juga Cerita Dongeng Bunga Mawar dan Pohon Bambu, Kisah yang Mengajarkan Pentingnya Percaya Diri dan Jangan Iri Kepada Orang Lain Fakta Menarik tentang Cerita Dongeng Kucing dan Kelinci Setelah mengetahui tentang unsur intrinsik cerita dongeng Kucing dan Kelinci di atas, sekarang kamu bisa mengetahui sedikit ulasan tentang fakta menariknya. Berikut adalah ulasannya 1. Ada Beberapa Versi Lain Cerita dongeng Kelinci dan Kucing ini rupanya memiliki beberapa versi yang tak kalah menariknya. Salah satunya adalah kisah tentang dua hewan yang bersahabat baik. Namun, si kelinci merasa minder karena ia bukanlah Kucing yang bisa berlarian kesana kemari. Sayangnya, tak berapa lama kemudian, si hewan berkaki empat itu meninggal dunia. Kelinci pun hanya bisa merasa sedih karenanya. Selain itu, ada juga cerita dongeng yang mengisahkan tentang seekor Kucing yang sedang mencari makan dan akhirnya bertemu dengan Kelinci yang baik hati. Dengan kebaikannya, akhirnya si Kelinci dan juga ibundanya memberikan sebuah ikan untuk si Kucing. Sejak saat itu, mereka pun bersahabat dan saling membantu. Meskipun ada beberapa versi, tapi setidaknya semua versi itu sama-sama memiliki pesan moral yang baik dan bisa diajarkan pada buah hati tersayang. Pesan yang diajarkan kurang lebih selalu mengajarkan tentang pentingnya berbagi dan juga persahabatan. 2. Diadaptasi Menjadi Animasi Cerita dongeng Kucing dan Kelinci ini memang menarik dan mengandung pesan moral yang baik. Tak mengherankan jika ada animator yang mengadaptasi kisahnya menjadi sebuah tayangan animasi yang menarik. Melalui tayangan animasi tersebut, kisahnya menjadi lebih menarik ketika ditontonkan kepada buah hati tersayang. Karena tayangannya mengandung gambar yang berwarna-warni, bergerak, dan menggunakan suara yang seru ketika didengarkan. Kalau tertarik, kamu bisa mencari pilihan video animasinya yang dapat ditemukan dengan mudah di YouTube. Kisahnya pun ada bermacam-macam yang bisa kamu temukan. Ada cerita dongeng sama seperti kisah Kucing dan Kelinci yang kami siapkan di artikel ini, dan ada juga variasi kisah yang lainnya. Baca juga Kisah Anjing yang Nakal dan Ulasan Lengkapnya, Cerita Seekor Hewan yang Sombong dan Bangga dengan Keburukan Sifatnya Jadikan Cerita Kucing dan Kelinci sebagai Dongeng Sebelum Tidur Demikianlah artikel yang mengulik tentang cerita dongeng Kucing dan Kelinci beserta ulasan lengkapnya. Bagaimana menurutmu? Kisahnya menarik dan mengandung pesan moral yang baik untuk diajarkan pada buah hati tersayang, kan? Kalau kamu masih ingin mencari kisah lainnya yang juga mengandung pesan moral yang baik, langsung saja simak artikel-artikel lain di kanal Ruang Pena di Di sini kamu bisa mendapatkan berbagai macam dongeng antara Kucing yang Nakal dan Ikan, Panda dan Kelinci, Putri Kucing dan Harimau, atau Tikus dan Beruang. PenulisRizki AdindaRizki Adinda, adalah seorang penulis yang lebih banyak menulis kisah fiksi daripada non fiksi. Seorang lulusan Universitas Diponegoro yang banyak menghabiskan waktunya untuk membaca, menonton film, ngebucin Draco Malfoy, atau mendengarkan Mamamoo. Sebelumnya, perempuan yang mengklaim dirinya sebagai seorang Slytherin garis keras ini pernah bekerja sebagai seorang guru Bahasa Inggris untuk anak berusia dua sampai tujuh tahun dan sangat mencintai dunia anak-anak hingga sekarang.
Courtesy of Di pagi buta yang udaranya sungguh sangat dingin mencekam, sang matahari pun masih enggan menampakkan dirinya untuk menghangatkan bumi. Namun, satu binatang telah terlihat berjalan disela-sela semak belukar dan di atas punggungnya nampak terlihat sebuah ember yang berisi susu. Nampak dari berjalannya dia seperti ketakutan sambil melihat kiri dan kanan jalan mengawasi situasi dengan seksama. "untung aku berjalan dipagi buta sehingga tidak ada seekor binatang pun yang melihat pekerjaanku," hatinya berbicara. Beban berat di punggungnya membuat badannya merasa kelelahan sehingga untuk sejenak dia harus istirahat, dicarinya tempat yang aman dan terlindung dari penglihatan hewan lain yang sekiranya akan melewati jalanan tersebut. Tetapi sejenak langkah kakinya surut untuk melangkah selanjutnya, dia melihat sang kancil yang sedang mengigit satu batang pohon bambu. Batang bambu yang begitu keras tersebut dicobanya untuk digigit dengan giginya namun tidak berhasil memecahkannya, dia kembali berusaha mengigit kembali dan terus mengigit namun usahanya sia-sia saja, dan setelah itu sang kancil pun melepaskan kembali batang bambu tersebut dengan putus asa, lalu menangis tersedu-sedu sangat sedih hatinya. "Huu,,,hu,,hu,,hu,,huu.......selalu saja sia-sia usahaku," katanya begitu sedih sangat memelas hati sang kucing yang tengah menyaksikan adegan tersebut. Hati sang kucing sangat terenyuh melihat sahabatnya sedang dirundung nestapa, kemudian dia bertanya kepada sang kancil. "Sahabatku kancil! apakah yang membuatmu sangat bersedih hati?" sapa kucing sambil menatap sang sahabatnya. Namun bukannya jawaban yang didengar sang kucing melainkan tangisnya bertambah jadi saja. "Huuuuuhuuuuuhuuuuuhh." Air mata buayanya untuk mengelabui sang kucing telah dia lancarkan, tangisan palsu yang akan menipu mangsanya yang biasa dia lakukan. Sang kancil dengan seribu akalnya yang cerdik akan menipu siapa pun untuk mendapatkan keinginannya. Dan kali ini dia akan menipu sang kucing yang telah meresahkan kawan-kawan binatangnya yang kerap kali dicuranginya. "Kawanku yang satu ini benar-benar sedang bermuram durja," pikir kucing dalam hatinya. Nampak curiga dia langsung meletakkan ember susunya di dekat sebuah pohon tidak jauh dari tempat dia berada bersama sang kancil yang sedang bersedih hati. "Ada apa dengan engkau, hai! sahabatku kancil? katakanlah mungkin aku bisa membantumu?" tanya sang kucing dengan lembut menenangkan hati sang kancil. "Terima kasih,,,,,,masih ada teman yang peduli atas semua masalah yang sedang menimpaku," jawab sang kancil merasa senang hatinya dengan pedulinya sang kucing berarti maksudnya akan segera terwujud. "Cepat katakanlah, persoalan apakah yang sedang menimpamu?" tanyanya kemudian. "Baiklah kawanku yang baik hati, dengarkan baik-baik," sang kancil menyusun strategi untuk meluluskan niatnya. "Ketika tadi malam aku tertidur, aku bermimpi melihat satu batang bambu ajaib jatuh dari angkasa, dan engkau sendiri pun dapat melihat bambu ajaib ini tumbuh dengan subur walaupun tanpa akar karena dalam 6 ruas batang bambu ini terdapat air yang membuatnya tetap tumbuh. Aku telah mencoba mengigit-gigitnya dan memecahkan batang ini dari tengah malam tadi sampai sekarang, namun apa daya upayaku tetap tidak bisa memecahkannya dan Aku tidak bisa minum air di dalamnya. Katanya air tersebut dapat membuat kita yang meminumnya tidak akan pernah tua dan akan mempunyai kesaktian yang sangat tinggi," kata sang kancil dengan sedih sambil mengakhiri ceritanya. "Air ajaib, bisa awet muda dan sakti lagi! akan aku ambil dari tangannya jangan sampai dia yang meminumnya," hati sang kucing ingin menguasainya. "Mana bisa dia memecah batang bambu dengan gigi-giginya kecuali dengan cakar-cakarku yang sangat tajam ini, lalu aku akan meminumnya, bodoh sekali sang kancil ini." kata bisikkan dalam hatinya. "Sudahlah, engkau tidak usah berkecil hati kawan! pikiranmu harus disegarkan dengan meminum susu dan kalau engkau sudi tukarlah batang bambu tersebut dengan susu dalam emberku," kata sang kucing. "Apa katamu?, ditukar dengan susumu! tidak, tidak,,,tidak mungkin batang bambu ajaibku engkau tukar dengan susu yang ada di ember tersebut!" serunya. Batang bambu tersebut semakin erat saja berada dalam pelukkannya. "Janganlah engkau berlaku curang terhadapku yang engkau sebut sebagai sahabat, mana ada sahabat yang tega menipu sahabatnya sendiri," katanya lagi. "Jangan salah cil! susu dalam emberku begitu segar, nikmat sekali ditenggorokmu dan engkau sendiri tinggal meminumnya tanpa susah payah memecahkannya, banyak lagi hampir setengah ember lebih" kata sang kucing kemudian merayunya. "Tidaaak....kataku tidak ya udah tidak akan" sang kancil membentak sang kucing. Sang kucing mencari akal kembali, lalu katanya, "bagaimana kalau kita bagi dua saja batang bambu tersebut." "Menurut mimpi yang Aku terima, bila bambu ini di potong maka kesaktiannya akan hilang juga, jadi Aku tidak bisa menyerahkan bambu ini sebagian," kata sang kancil. Sang kucing semakin bernafsu saja ingin memiliki batang bambu ajaib setelah melihat sang kancil seperti sangat keberatan dan sayang sekali dengan batang bambu tersebut. Sang kucing telah berangan-angan seandainya dia sakti tentu dia akan selalu berbuat sesuka hatinya kepada seluruh teman-temannya dan dia akan dengan mudah memperoleh apapun yang diinginkannya. "Pikir saja kawanku kancil yang baik hati, engkau hanya bisa memeluk batang bambu tersebut tanpa bisa memimun airnya sampai kapanpun engkau hanya akan bekerja sia-sia saja sepanjang hari," katanya menerangkan dengan tegas. Sang kancil yang cerdik telah menebak bahwa sang kucing telah termakan tipu dayanya dengan santai dia pun pura-pura sangat keberatan sekali dengan usul sang kucing, namun hatinya berkata demikian. "Sekarang kena batunya juga engkau hewan serakah yang tamak, jangan macam-macam engkau denganku sang kacil hewan yang sangat cerdik." hatinya sangat senang kala itu. Setelah terdiam beberapa lama akhirnya sang kancil seperti berat hati akhirnya mengiyakan usul sang kucing untuk bertukar bambu miliknya dengan setengah ember susu segar. "Ya! apa dayaku dan memang Aku tidak sanggup untuk memecahkan batang bambu yang sungguh-sungguh keras ini, namun apakah benar engkau tidak keberatan menukarkan setengah ember susu tersebut?" tanya kancil seperti pasrah. "Tidak, tidak kancil sahabatku Aku tidak keberatan sama sekali, mari sini bambunya Aku ingin memilikinya," kata sang kucing tidak sabaran. Dia ingin cepat memecahkan batang-batang bambu ajaib dan meminum airnya dari ruas demi ruas dan akhirnya dia akan menjadi hewan sakti yang sangat ditakuti seluruh hewan serta awet muda. Dengan cepat pertukaran pun segera dilakukan antara keduanya, sang kucing dengan cepat meraih batang bambu dan begitu pun sang kancil dengan cepat mengambil ember susu yang diserahkan sang kucing. Lalu sang kancil dengan cepat pula meninggalkan tempat tersebut sambil hatinya tertawa girang, mentertawakan sang kucing yang serakah yang dapat ditipunya dengan mudah. Sementara sang kucing yang ditinggal sang kancil berteriak dengan girangnya, "sebentar lagi aku akan menjadi kucing sakti yang tidak pernah tua," tanpa menunggu waktu lama dengan cepat kuku cakar-cakar telah keluar siap membelah bambu sakti. Dengan cakar-cakar tajam tersebut dia terus berusaha dengan cepat tanpa mengenal lelah dan memang berkat usaha kerasnya ruas demi ruas batang bambu tersebut dapat dipecahkan tetapi dia tidak mendapatkan air dalam ruas bambu tersebut. Ternyata batang bambu tersebut baru dipotong dengan demikian daun-daunnya masih kelihatan segar hijau. "Wah, wah! sialan banget Aku telah ditipu sang kancil, ternyata bambu ini bukan bambu ajaib, awas kancil,, awaaas kannnciiil,......," teriaknya marah sekali, sambil berlari mengejar sang kancil yang sudah jauh entah dimana. Sekian dulu cerita ini semoga bermanfaat dan dapat di ambil sorytaudan yang ada didalamnya. Wasalam. oleh mamang edit galih
dongeng kucing yang baik hati